KESURUPAN (3)
Author:
@paizinpalmap di Wattpad ^_^
PERHATIAN: (Sebelum
Membaca Artikel Ini)
Kalau kamu
belum membaca bagian(chapter) sebelumnya, silahkan baca di: Kesurupan chapter 1/
Kesurupan chapter 2 .
Ok happy
reading guys!! ^_^
#CHAPTER 3
Awal Yang Buruk
"RUMAH
kamu dimana?" tanya ayah Andi, di tengah perjalanan mengantar Doni pulang.
Doni masih
tersedu-sedu. Sulit baginya untuk langsung menanggapi segala jenis pertanyaan
dalam waktu singkat, dan setelah mengingat-ingat bahwa pertama petualangannya
kembali gagal, dia kembali menangis sekencang mungkin.
"Maafin
tante dong," kata ibu Andi.
Akhirnya,
setelah beberapa menit dilalui dengan penuh kebisingan, dan lebih banyak
kebingungan yang dialami ayah Andi karena Doni tak kunjung menjawab sehingga
yang bisa dilakukan hanyalah memutar mobil di jalan yang sama, Doni
berkata,"D-di depp-an, di sbel-ah kir-i."
"Di
sini?" tanya ayah Andi, menatap Doni melalui kaca spion.
"K-kej-jauhan."
"Oh,
yang disebelah tambal ban, ya?"
Doni mengangguk,
menyedot ingusnya, dan entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang salah. Dia
merasa ada sesuatu yang harus dikatakan---sesuatu yang penting.
"Jadi
rumah kamu yang i...."
BOOM!!!
Seisi mobil
panik, kecuali Doni. Dia baru ingat bahwa hal yang terlupakan, baru ingat bahwa
hal yang harus dikatakan adalah, "mama sering bilang hati-hati kalau main
di luar, apalagi dijalan yang ada didepan tambal ban. Di situ sering ditebar
ranjau paku." Doni menyedot ingusnya, lagi.
Semuanya
turun dari mobil. Secara tiba-tiba seorang pria paruh baya menjulurkan
lehernya, menatap ban belakang mobil yang pecah dengan pandangan iba. Bahwa dia
tampak akan menangis.
"Pasti
karena ranjau paku! Heran.... Masih ada saja orang cari duit dengan cara yang keji.
Mari kita berdoa agar gigi pelaku rontok semua." kemudian dia tersenyum,
tak ada gigi dimulutnya.
Ayah Andi
dengan nada jengkel berkata, "tolong di urus."
Hanya butuh
beberapa langkah untuk sampai dirumah Doni. Ayah Andi, sebagai kepala keluarga,
mengetuk pintu rumah Doni sementara istrinya sebisa mungkin menghapus jejak
kekerasan fisik yang menimpa Doni. Setelah agak yakin Doni bersih dari
tanda-tanda kekerasan fisik, pintu rumah Doni mendadak terbuka. Seorang wanita
muncul dengan wajah bingung.
"Doni?"
"MAMA!
T-TADDI DIJEWER!" jerit Doni seraya berlari memeluk ibunya.
Ibu Doni
memandang satu per satu anggota keluarga Andi dengan tatapan menyeleksi. Andi
menggeleng dengan wajah yang seakan berkata, "saya bersih."
"B-bukan
saya," ujar ayah Abdi panik.
"Saya
bisa jelasin...." ibu Andi mengaku.
****************
Baik Doni maupun
Andi yakin sudah menjulurkan lehernya sejauh mungkin, dan jika ingin lebih
panjang lagi, maka satu-satunya jalan yang bisa ditempuh adalah lewat operasi pemanjangan
leher. Tetapi satu katapun tak kunjung
terdengar. Padahal jarak antara tangga dengan ruang tamu tidak terlalu jauh. Namun
percakapan antara ibu Doni dan kedua orang tua Andi tak bisa didengar, dan itu
membuat Doni ragu. Ketiga orang dewasa itu mungkin tidak sedang mengobrol,
melainkan melakukan kontak batin.
Doni dan Andi
menghabiskan tiga puluh menit penuh dengan menjulur-julurkan leher, dan sepakat
bahwa itu menjadi kebodohan pertama yang mereka lakukan bersama-sama. Tiga
puluh menit selanjutnya mereka habiskan dilantai dua, dengan satu menit pecakapan
seperti, "Hai!" dan dijawab, "Hai juga!" dan dua puluh
sembilan menit sisanya dilalui keheningan panjang. Mereka sama-sama yakin kalau
pertemuan ini tak akan banyak membawa perubahan, bahwa hari-hari selanjutnya
akan berlalu begitu saja, dan mereka akan saling melupakan.
Namun
keesokan harinya, tepatnya pada saat pelajaran pertama dimulai, didalam kelas
1-A Doni tahu ada kebijakan baru yang tercipta. Ternyata pembicaraan antara
ibunya dengan kedua orang tua Andi tak cuma percakapan kosong belaka.
"Sebelum
pelajaran dimulai, kebetulan kalian akan mendapat teman baru yang secara
kebetulan di pindahkan ke sini, ke kelas ini...."
Kalau harus
disebut kebetulan, ini pasti kebetulan yang terencana, pikir Doni ketika anak
yang dimaksud, anak yang dipindahkan secara, "kebetulan" masuk.
"Namanya
Andi, dan dia kebetulan akan menjadi teman sebangku Doni."
"Saya
gimana, pak?" protes anak perempuan yang adalah teman sebangku Doni.
"Kebetulan
sekali kamu harus pindah."
"Kenapa,
pak?"
"Atau
nilai kamu terjun bebas secara kebetulan."
****************
Menempatkan Doni
dan Andi dalam kelas yang sama merupakan tindakan yang sangat tepat. Jika lazimnya
fenomena kesurupan menimpa seseorang seperti layaknya perhelatan akbar, yang
tentunya jarang terjadi, lain halnya dengan Andi. Kesurupan yang seharusnya
menjadi demikian sakral berubah menjadi cerita picisan, murahan, dan hampir tak
ada nilai. Sesungguhnya tanpa disadari oleh siapapun, Andi telah menjelma
menjadi orang yang paling gampang kesurupan di dunia.
Seminggu
menjadi teman sebangku Andi membuat Doni lupa akan petualangan pribadinya. Bahkan,
dia mulai ragu apakah perjalanan mengelilingi sekolah sebanding dengan apa yang
dialaminya seminggu ini.
Andi
menawarkan petualangan yang tak mungkin didapatkan oleh anak kelas satu SD.
Ketika kebanyakan anak kelas satu SD diajarkan mengenai nama-nama binatang, Doni
sudah lebih dulu mengalahkan buaya, menundukkan harimau, dan menangkap kodok
yang tentu saja semua binatang itu diwakili oleh satu tubuh, yaitu Andi. Namun
kebanyakan kisah kepahlawanannya tak berakhir bahagia, terutama bagi Andi yang
harus bersedia disiram kuah bakso setiap kali kesurupan.
Tetapi tentu
saja ada kabar baiknya. Hanya dalam dua minggu semenjak Andi menjadi teman sebangku
Doni, mereka mendadak terkenal. Bisa dibilang mereka menjadi anak kelas satu
paling populer, dan mungkin dalam waktu singkat akan menjadi anak paling
populer di sekolah. Kebanyakan murid menganggap Andi yang gampang kesurupan dan
Doni, satu-satunya orang yang dapat menyadarkan Andi, sebagai siswa
percontohan. Bagi mereka kesurupan setiap saat adalah sesuatu yang patut
ditiru.
"Eh,
tahu gak, kemarin Andi godek-godek makan beliung lho!"
Andi Godek-Godek
adalah nama beken Andi.
"Wihhh,
keren banget!"
"Tapi masih
lebih keren waktu Doni nyiram Andi pake kuah bakso."
"Eh....
Doni itu yang ngikutin Andi kayak sekretaris, kan?"
"Iya."
"Romantis
banget......"
Memasuki
minggu ketiga, desas-desus mengenai Doni dan Andi semakin tak terkendali.
Mereka mendadak menjadi anak paling populer di sekolah, sebelum akhirnya kabar
mengenai fenomena Andi yang gampang
kesurupan terdengar oleh para orang tua, dan semuanya seketika berbanding
terbalik. Pada minggu kelima mereka menjadi anak yang paling dijauhi disekolah.
Mereka mendadak dikucilkan.
Para orang
tua rupanya tak setuju dengan keberadaan Andi. Meraka khawatir kalau suatu saat
menemukan anaknya didapur sedang mengunyah kuali. Jadi, cerita-cerita buruk
tentang Andi dibuat-buat. Mereka juga menanamkan stigma buruk yang pada intinya
melarang anak mereka dekat-dekat dengan Andi.
Maka,
sebagai teman sebangku Andi, Doni menjadi orang nomor dua yang dikucilkan satu sekolah.
Dan tanggapan-tanggapan yang positif berubah negatif.
"Eh,
kemarin Andi godek-godek makan beling lagi lho!"
"Serius?"
"Iya,
mereka aneh banget, kan?"
"Tapi
masih lebih aneh lagi pas setiap kali Doni nyiram Andi pake kisah bakso."
"Iya,
aneh...."
**************
Tapi semua
perlakuan buruk itu masih belum apa-apa dibandingkan dengan sesuatu yang
menunggu mereka di akhir masa-masa SD. Jika kebanyakan orang tua menyambut kelulusan
anaknya dengan air mata bahagia, orang tua Andi menyambut dengan air mata
kesedihan. Bahkan ibunya hampir jatuh pingsan.
Hari itu langit
sedang cerah. Orang tua Andi sana halnya dengan para orang tua yang dengan
bangga menyambut keberhasilan anaknya. Mereka amat senang, mereka memeluk Andi,
dan Andi membalas dengan tawa jahat, yang berarti bahwa dia kesurupan. Doni
dengan bangga mengeluarkan semprotan air garam dari sakunya, menyemprot alis Andi,
dan mengusap alis Andi dengan perlahan.
Enam tahun
tak cuma berlalu tanpa adanya kreasi. Dalam hal ini, tentu saja masih ada
sangkut pautnya dengan Andi yang sangat amat gampang Kesurupan dan Doni yang
bisa menyadarkannya. Ketika suatu pagi, setelah sebelumnya Andi kesurupan
bahkan sebelum sempat sarapan. Dia mengeluh, "kenapa harus kuah bakso?"
maka semenjak hari itu Doni bertekadu untuk mengetahui sebab-akibat, meneliti
lebih jauh mengenai aspek tertentu yang menjadikan kuah bakso terhubung dengan
hal-hal berbau gaib, dan dia berhasil.
Seperti halnya
penemuan besar lainnya, penemuan Doni tentu saja tak didapat dalam satu malam.
Butuh dedikasi yang tinggi, semangat pantang menyerah, belasan ribu kegagalan
untuk kemudian pada hari kelulusannya, pada hari dimana dia dan Doni akan
bersiap menjadi jenjang SMP, dia dengan bangga menyerahkan hal riset
bertahun-tahun. Kesimpulan yang didapat adalah: Air garam harus dioleskan pada
alis Andi dengan tangannya. Ternyata penyebab kenapa kuah bakso menjadi begitu
berarti karena mengandung garam.
Namun ada
sisi kelam dibalik keberhasilan riset Doni. Belasan ribu kegagalannya harus
dibayar sangat mahal. Dan itu harus dibayar kontan ayah Andi saat mamang bakso
mengucapkan kata-kata paling horor, "bakso, belum bayar, sembilan puluh
juta."
************
Di SMP nasib
Doni dan Andi sama buruknya dengan di SD. Urutan ceritanya masih sama : mula-mula
mereka terkenal, lalu para orang tua memberi stigma buruk pada mereka, kemudian
mereka dikucilkan. Dan kalaupun ada beda nya dengan di SD, yaitu pada hari
senin yang terik. Saat itu jam pulang sekolah, dan Andi yang baru setengah
jalan menyeberangi halaman sekolah mendadak kesurupan. Doni sudah siap
mengambil ancang-ancang. Tangannya menggenggam erat semprotan air garam yang
dibawanya kemana-mana, namun diurungkannya. Pandangannya tertuju pada seorang ibu
yang menunjuk Andi secara frontal. Kemudian ibu itu menatap anaknya.
"Kamu
tahu kenapa Andi Frustasi bisa gampang kesurupan?" tanya si ibu.
Andi
Frustasi adalah nama beken Andi di SMP.
"Gak
tahu." jawab si anak.
"Dulu
dia normal. Tapi gara-gara kena kutuk sama ibunya, dia berubah."
"Kena
kutuk?" tanya si anak penasaran.
"Iya,
Kena kutuk. Dia dikutuk karena tidak mau makan sayur," jelas si ibu, wajahnya
meyakinkan. "Jadi, kamu sekarang masih gak mau makan sayur? mau kena kutuk
juga?"
"Gak
mau.... Gak mau kena kutuk.... Gak mau makan rumput!" jawab si anak,
menunjuk Andi yang mengunyah rumput dengan hikmat. Melihat Andi mengunyah
rumput, Doni merasa gagal sebagai sahabat.
Dengan
menggunakan Andi sebagai efek untuk menasihati anaknya, ibu itu telah melangkah
lebih jauh dari pada orang tua lainnya. Maka semenjak hati itu ikat pinggang Doni
mengikat lebih kencang. Dia harus siap dengan segala kemungkinan yang ada.
**************
Sudah
sembilan tahun sejak pertama kali Doni dan Andi bertemu. Banyak perubahan
terjadi dalam rentang waktu sembilan tahun. Misalnya masa pubertas yang
merenggut pipi tembem Doni, atau Andi yang tak lagi gampang menangis, atau yang
paling penting, yaitu bagaimana cara mereka menghadapi ke abnormal-an yang telah
lama terjadi, dan memutuskan untuk tidak pasrah. Mereka melawan.
Banyak hal
telah berubah, kecuali bahwa Andi yang gampang kesurupan dan Doni yang selalu
berada di tempat kejadian. Dan hari ini mereka akan diuji sekali lagi, karena
ini adalah hari yang cukup penting : Hari Pertama Masuk SMA.
Andi agak optimis
hari ini. Dia terus berbicara mengenai kesan baik dihari pertama, menatap penuh
arti kepada siapapun yang memandangnya, entah itu para orang tua, murid,
ataupun para murid yang kayak orang tua. Dia agak optimis jadi ini. Dia yakin
pengalaman yang sudah-sudah mengajarkan sedikit banyak hal-hal yang harus
diingat.
Sementara Doni,
dengan pikiran yang melayang mengingat kejadian yang sudah-sudah, berpikir agak
realistis, atau bisa dibilang rasional. Dia tak mau banyak berharap.
"Ini
awal yang baru, Don!" kata Andi. Kita gak akan pernah dikucilkan lagi.
Kita pasti bisa jadi anak paling populer, dan terus-terusan populer.
Harus!"
"Oke,"
balas Doni dengan suara kayak orang diujung maut. "Lo duluan aja ke kelas.
Gue nanti nyusul, kebelet pipis nih!"
Tetapi di
dalam WC Doni tak jadi pipis. Mungkin sejak awal tak ingin pipis. Mungkin dia
hanya terlalu gelisah, terlalu cemas mengandaikan apa lagi yang akan di lakukan
Andi. Mungkin dia terlalu cemas memikirkan bagaimana cara mereka melalui tiga
tahun di SMA, setelah dikucilkan di SD maupun di SMP. Atau mungkin, lebih buruk
lagi, dia kena kencing batu.
Doni
melewati koridor dengan agak cemas. Dia selalu berhenti setiap kali ada
kerumunan, memastikan bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa tak ada kabar
mengenai murid baru yang kesurupan. Untungnya setiap kerumunan yang dilewatinya
cuma menggosipkan hal-hal yang tidak penting seperti, "aku kok gendutan!"
jika kerumunan itu berisi anak perempuan, dan menceritakan hal-hal seperti,
"aku kok jelekkan!" jika kerumunan itu berisi murid laki-laki.
Namun
sewaktu melewati kerumunan terakhir sebelum sampai di kelas, apa yang dia
takutkan terjadi.
"Ada
murid baru kesurupan?" tanya anak perempuan berkepang.
"Iya!
Tadi gue liat sendiri pas dia tiba-tiba ngamuk minta susu!" jawab anak laki-laki
yang juga berkepang.
"Minta
susu?"tanya Doni.
"Lo,
anak kelas satu, kan?" kata anak laki-laki berkepang.
Doni mengangguk.
Dia menyesal sudah bertanya.
"Pergi
sana! Di sini cuma boleh anak kelas tiga!"
"Jangan
ganggu kami yang sedang bergunjing!" seru anak perempuan yang berkepang.
"Dan jangan datang kembali!"
Maka Doni berlari
panik menuju kelas pertamanya di SMA. Di depan kelas murid-murid berkumpul,
wajah-wajah asing menumpuk di depan jendela. Doni menghela napas berat.
Sepertinya Andi harus menutup rapat-rapat harapannya, kali ini dia kesurupan
terlalu cepat.
Didalam
kelas, persisnya ditengah kerumunan murid, Doni mendengar teriakan manja,
"AKU MAU SUSU!"
Sejenak Doni
bimbang terhadap apa yang di dengarnya. Doni sudah lama mengenal Andi, dan
sembilan tahun adalah waktu yang cukup untuk menganalisa secara utuh betapa cemprengnya
suara sahabatnya. Dan ketika dia berhasil menembus kerumunan murid, ternyata
bukan Andi, bukan sahabatnya.
Pertanyaan
baru pun muncul : Di mana Andi berada? Doni sudah menelusuri hampir ke setiap
sudut kelas, tapi nihil. Dia tak menemukan Andi. Fakta bahwa Andi bisa
kesurupan kapan saja mendadak membuat nya takut, khawatir menemukan Andi
kesurupan dengan gaya yang paling nyeleneh. Namun diambang pintu, terdengar
suara gemertak yang mencurigakan, yang ternyata berasal dari Andi.
"Ngapain
sembunyi di balik pintu?" tanya Doni.
"Anak
dikelas kita kesurupan. Gue butuh tempat untuk berlindung," jelas Andi
panik. "Kita harus memberi kesan baik, Don. Kali ini kita akan populer seutuhnya!"
Meskipun Doni
kurang yakin bersembunyi di belakang pintu membantu Andi menghindari
makhluk-makhluk yang ingin merasukinya, namun ketika melihat semangat Andi yang
sangat besar, seketika aroma yang jarang muncul kecuali di saat-saat penuh
keyakinan tercium. Yaitu bau harapan (atau bau ketek).
Kali ini
mereka benar-benar satu pikiran. Mereka akan memulai awal yang baru. Rekam
jejak mereka masih bersih. Mereka sepakat akan memberi kesan baik pada minggu
pertama, memilih ekskul yang tepat pada minggu kedua, dan populer pada minggu ketiga.
Begitulah rencananya.
Tetapi,
mungkin mereka terlalu ambisius. Boro-boro memberi kesan baik pada minggu
pertama, bahkan belum satu jam si Andi sudah bikin ulah. Hedeh.....
"Nama
saya....." ujar Andi ragu-ragu saat memperkenalkan diri di depan kelas,
"nama saya Lukman."
"Hai,
Lukman," jawab seisi kelas, kecuali Doni. Dia tahu dia harus bertindak karena
sahabatnya, Andi, lagi-lagi kesurupan.
Doni harus
segera bertindak. Namun ketika dia berdiri, guru yang mengajar dikelasnya
menegur, "hargai temennya dong! Dia lagi memperkenalkan diri. Kamu tinggal
dimana, Lukman?"
Maka Andi,
yang dirasuki Lukman, melanjutkan, "saya tinggal di pohon yang ada di
belakang sekolah. Jadi, buat yang suka pipis sembarangan, apalagi kalau sampai
pipis di pohon saya, siap-siap aja di kebiri."
********** tunggu Update-an Chapter 4 Selanjutnya ***********
Daftar isi :
*Quote :
"Setiap orang tak bisa memilih penampilannya sejak lahir. Jadi setiap
orang harus bersyukur dan menjalani hidupnya masing-masing."
*Jika Anda menyukai artikel di Blog ini… atau buat Anda yang
gak mau ketinggalan cerita menarik lainnya, yuk ikuti Fanspage facebook kami ‘Dreaming Galaxy ID’.
Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via facebook, dengan begitu Anda
akan mendapat kiriman setiap ada artikel yang terbit di Blog Dreaming Galaxy.
#Jangan Biarkan Dirimu
Membaca Sendiri__-Bantu Share-__Berbagi Itu Indah Lho..#
Thank's for
reading this article... ^_^
0 Komentar